Sabtu, 19 Mei 2012

geometri VSEPR


KATA PENGANTAR


            Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “TEORI VSPER”  ini dapat terselesaikan.Makalah ini di susun agar pembaca lebih memahami isi dari makalah ini.
Kami sadar sebagai penulis makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik maupun saran anda sangatlah berharga bagi penulis untuk lebih menyempurnakan makalah ini dan dapat belajar dari kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi demi suksesnya makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.







Malang,22 Desember 2011



Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….…… 2
Daftar Isi …………………………....…………………………………………………….….. 3
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………… 4
Bab II Pembahasan .………………………………………………………………………...... 5
A.     Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi ..……………………………………………... 5
B.     Metode Axe ..…………………………………………………………………………...... 8
C.     Keterbatasan Teori VSEPR …………………………………………………………..… 13
Bab III Kesimpulan……………………………………………………………………….. ...16
Bab IV Daftar Pustaka ……………………………………………………………………… 15
















BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk Molekul menggambarkan kedudukan atom – atom di dalam suatu molekul, yaitu kedudukan atom – atom di dalam ruang tiga dimensi dan besarnya ikatan yang dibentuk dalam suatu molekul, serta ikatan yang terjadi pada molekul tersebut yang dibentuk oleh pasangan – pasangan elektron. Bentuk molekul dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya teori orbital bastar (hibridiasi orbital) dan tolakan pasangan elektron (Valence Shell Electron Pair Repulsion atau VSEPR).
Teori VSEPR tampaknya lebih mudah di gunakan dalam menjelaskan bentuk-bentuk sederhana, sehingga pada pada pembahasan selanjutnya akan di gunakan teori VSEPR ini. Menurut VSEPR meskipun kedudukan pasangan elektron dapat tersebar di antara atom-atom tersebut, tetapi secara umum terdapat pola dasar kedudukan pasangan –pasangan elektro akibat adanya gaya tolak- menolak (gaya coulomb),  yang terjadi antara pasangan-pasangan elektron tersebut, karena electron bermuatan negative. Akibat tolakan tersebut pasangan electron akan menempati ruang sesuai dengan jenisnya, apakah pasangan bebas atau pasangan terikat dalam benruk ikatan tunggal, rangkap dua, atau rangkap tiga.
                                                      Pasangan bebas
       . .
 O : S : : O                      
                                         Pasangan terikat (ikatan rangkap dua)
                                         Pasangan terikat (ikatan tunggal)











BAB II
PEMBAHASAN

A.    TEORI TOLAKAN PASANGAN ELEKTRON VALENSI
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion): tolakan pasangan elektron kelopak valensi) adalah suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk  molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. Teori ini juga dinamakan teori Gillespie-Nyholm.
Teori utama VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak menolak, sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi susunan yang meminimalisasi gaya tolak menolak. Minimalisasi gaya tolakan menolak  antar sesamanya dengan memaksimalkan jarak antar  pasangan elektron, jumlah pasangan elektron oleh karenanya akan menentukan keseluruhan geometri molekul .
Sebagai contoh, ketika terdapat dua pasang elektron disekitar atom pusat, gaya tolak-menolak diantara keduanya akan menjadi minimal ketika keduanya berada pada posisi saling berseberangan. Oleh karena itu, atom pusat diprediksikan mengadopsi geometri linear. Jika terdapat tiga pasang elektron, maka gaya tolak-menolak diminimalkan dengan mengadopsi bentuk trigonal. Dengan cara yang sama, untuk empat pasang elektron, susunan geometri yang optimal adalah tetrahedral.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang disebut  bentuk molekul melalui orbital yang secara energetika dapat melakukan ikatan. Teori orbital molekul adalah model lainnya yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana atom dan elektron tersusun menjadi molekul dan ion poliatomik.    
Teori VSEPR utamanya melibatkan prediksi susunan pasangan elektron di sekitar satu atau lebih yang dapat mewakili suatu molekul, model  VSEPR dapat diterapkan pada semua  struktur resonansi tersebut. Pada teori VSEPR, pasangan elektron berganda pada ikatan berganda diperlakukan sebagai "satu pasang" elektron atom pusat pada suatu molekul. Jumlah pasangan elektron pada valensi atom pusat ditentukan dengan menggambarkan struktur  Lewis molekul.

Prediksi keseluruhan geometri ini disempurnakan lebih jauh dengan membedakan pasangan elektron ikatan dan non-ikatan. Pasangan elektron ikatan terlibat dalam ikatan sigma dengan atom bersebelahan, sehingga kedua elektron tersebut dikongsi oleh dua atom yang berikatan, menyebabkan pasangan elektron tersebut berada lebih jauh dari atom pusat daripada pasangan elektron non-ikatan (pasangan elektron menyendiri) yang akan berada lebih dekat dengan atom pusat.
 Oleh karena itu, tolakan yang diakibatkan oleh pasangan elektron menyendiri akan lebih besar daripada tolakan yang diakibatkan oleh pasangan elektron yang berikatan. Dengan demikian, ketika geometri molekul memiliki dua set posisi yang menerima gaya tolak-menolak dengan derajat yang berbeda, pasangan elektron menyendiri akan cenderung menduduki posisi yang menerima gaya tolakan lebih kecil. Dengan kata lain, gaya tolak menolak antara pasangan elektron menyendiri dengan pasangan elektron menyendiri (lone pair - lone pair) akan lebih kuat daripada gaya tolak menolak antara pasangan elektron menyendiri dengan pasangan elektron berikatan (lone pair - bonding pair), yang juga sendiri lebih kuat daripada gaya tolak-menolak antara pasangan elektron berikatan dengan pasangan elektron berikatan (bonding pair - bonding pair). Secara ringkas dapat ditulis: lp-lp > lp-bp > bp-bp.      
Di dalam molekul senyawa umumnya terdapat atom yang di anggap sebagai atom pusat. Misalnya pada senyawa H2O sebagai atom pusat adalah atom oksigen dan pada molekul PCl3 atom fosforus sebagai atom pusatnya. Pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat dapat di bedakan menjadi pasangan elektron ikatan (p.e.i) dan pasangan elektron bebas (p.e.b). Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang lebih besar dari pada pasangan elektron ikatan. Pasangan elektron bebas akan menempati ruang yang lebih luas dari pada pasangan elektron ikatan karena adanya gaya tolak yang kuat dari pasangan elektron bebas ini. Pasangan-pasangan elektron dalam suatu molekul akan menempatkan diri, sehingga gaya tolak-menolak pasangan elektron itu serendah mungkin. Agar kedudukan pasangan  elektron tersebut menghasilkan gaya tolak-menolak yang paling rendah, maka pasangan elektron tersebut akan berada pada jarak berjauhan satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, kedudukan pasangan-pasangan elektron mempunyai pola dasar sebagai berikut :
a.       Linier
b.      Segitiga datar
c.       Tetrahedron
d.      Trigonal bipiramida
e.       Okta hedron
Contoh :       
H – C       N :
Jumlah atom atau subsituen yang terikat pada atom pusat disebut bilangan koordinasi(BK), jadi atom C mempunyai BK=2 dan tidak memiliki pasangan bebas.
Dari jumlah BK dan PB atom pusat dapat di ramalkan struktur molekul senyawa dengan teori VSEPR<, berdasarkan aturan sebagai berikut;

1.      Pasangan electron cenderung meminimumkan gaya tolakan sesamanya. Atom pusat yang tidak mempunyai PB mempunyai bentuk ideal sesuai dengan BK-nya.
a. BK dua adalah linear
b.BK tiga adalah segitiga
c. BK empat adalah tetrahedron
d.      BK lima adalah trigonal bipiramid
e. BK enam adalah okta hedron
2.      Urutan daya tolak pasangan electron adalah PB – PB > PB – PT > PT – PT (PB = pasangan bebas, PT = pasangan  terikat)
3.      Bila ada PB, sudut ikatan lebih kecil dari pada yang diramalkan pada no.1.
4.      Urutan tolak – menolak pasangan electron terikat adalah:
   Ikatan rangkap tiga > ikatan rangkap dua > ikatan tunggal
5.      Urutan daya tolak atom atau substitueen adalah:
   Kurang elektronegatif > lebih elektronegatif

Jumlah ps. e-
Geometri susunan pasangan electron
2
Liniar
                           A                             
3
Segitiga sama sisi
                   

                  A
4
Tetra hedron


                A
5
Trigonal bipiramid

                          A
6
Okta hedron
        A


Langkah-langkah dalam meramalkan struktur molekul adalah sebagai berikut:
a.       Menuliskan rumus LEWIS molikul.
b.       Menghitung jumlah BK dan PB atom pusat, dan jumlah ini disebut kelompok pasangan.
c.       Menentukan tipe senyawa sesuai dengan kelompok pasangan (sesuai aturan pada table diatas).



B.     METODE AXE
Metode perhitungan elektron AXE umumnya digunakan ketika kita menerapkan teori VSEPR. A mewakili atom pusat. X mewakili jumlah ikatan sigma natara atom pusat dengan atom luat. Ikatan ganda kovalen dihitung sebagai satu XE mewakili jumlah pasangan elektron menyendiri yang ada disekitar atom pusat. Jumlah X dan E, disebut sebagai bilangan sterik juga diasosiasikan dengan jumlah orbital hibridisasi yang digunakan dalam teori ikatan valensi.
Berdasarkan jumlah bilangan sterik dan distribusi X serta E, teori VSEPR akan memberikan prediksi sebagai berikut:
Bil.
sterik
Geometri dasar
0 pasangan
menyendiri
1 pasangan
menyendiri
2 pasangan
menyendiri
3 pasangan
menyendiri
2
Linear



3
datar trigonal
tekuk


4
Tetrahedral
piramida trigonal
Tekuk

5
bipiramida trigonal
jungkat jungkit
bentuk T
linear
6
Oktahedral
piramida persegi
datar persegi

7
bipiramida pentagonal
piramida pentagonal




Jenis molekul
Bentuk
Susunan elektron
Geometri
Contoh
AX1En
HFO2
AX2E0
Linear
AX2E1
Tekuk
AX2E2
Tekuk
H2OOF2
AX2E3
Linear
AX3E0
Datar trigonal
AX3E1
Piramida trigonal
AX3E2
Bentuk T
AX4E0
Tetrahedral
AX4E1
Jungkat-jungkit
AX4E2
Datar persegi
AX5E0
Bipiramida trigonal
AX5E1
Piramida persegi
AX6E0
Oktahedral
AX6E1
Piramida pentagonal
XeOF5, IOF52− [5]
AX7E0
Bipiramida pentagonal
† Susunan elektron meliputi pasangan menyendiri yang ditunjukkan oleh bola kuning
‡ Geometri yang terpantau (tidak termasuk pasangan menyendiri)
Ketika atom substituen (X) tidak sama, geometri di atas masih cukup baik untuk digunakan, namun sudut ikatan akan berbeda sedikit. Sebagai contohnya, ikatan ganda karbon pada alkena seperti etilena C2H4 adalah AX3E0, namun sudut ikatan tidaklah persis 120°. Hal yang sama juga dapat terlihat pada SOCl2 yang termasuk AX3E1, namun karena substituen X tidaklah sama, sudut XAX tidak akan sama.
1.      Senyawa logam transisi
Banyak senyawa logam transisi yang geometrinya tidak dapat dijelaskan menggunakan teori VSEPR. Struktur beberapa senyawa ini, meliputi logam hidrida dan kompleks alkil sepertiheksametiltungsten dapat diprediksi dengan tepat menggunakan teori VALBOND, yang didasarkan pada orbital hibrid sd dan model ikatan tiga-pusat empat-elektron.  Teori medan kristalmerupakan teori sering dapat memprediksi geometri kompleks koordinasi.
2.      Senyawa halida golongan 2
Struktur senyawa halida triatomik dengan logam golongan 2 tidaklah linear pada fase gas seperti yang diprediksi oleh teori VSEPR, melainkan berbentuk tekuk (sudut X-M-X:CaF2, 145°; SrF2, 120°;BaF2, 108°; SrCl2, 130°; BaCl2, 115°; BaBr2, 115°; BaI2, 105°). Gillespie mengajukan bahwa ini disebabkan oleh interaksi ligan dengan elektron pada inti atom logam yang menyebabkan polarisasi atom, sehingga kelopak dalam atom tidaklah simetris berbentuk bola dan memengaruhi geometri molekul. 
3.      Jenis senyawa berdasarka kelompok pasangan
a.       Atom pusat dengan dua kolompok pasangan
Atom pusat yang mempunyai dua kelompok pasangan electron tanpa pasangan bebas (jenis AX2) berstuktur linier.
Contoh : BeCl2, Cl : Be : Cl
b.      Atom pusat dengan tiga kelompok pasangan
Jika atom pusat mempunyai tiga kelompok pasangan maka ada dua kemungkinan, yakni jenis AX3 dan AX2E. jenis AX3 substituen (X) tanpa pasangan electron bebas, contoh BCl3. Jenis AX2E mengandung dua substituent (X) dan satu pasangan bebas (E) contoh SO2.
c.       Atom pusat dengan empat kelompok pasangan
Atom pusat yang mempunyai empat kelompok pasangan ada tiga jenis yaitu AX4 tanpa pasangan electron bebas, mempunyaiu struktur tetrahedron contohnya CH4. Jenis AX3E dengan satu pasangan electron bebas berstruktur pyramid, contohnya NH3, dan jenis AX2E2 dengan dua pasangan electron bebas berstruktur sudut contoh H2O.
d.      Atom pusat dengan lima kelompok pasangan
Atompusat mempunyai lima kelompok pasangan electron terdiri dari empat jenis, yaitu AX5 mempunyai striktur trigonal bipiramid cpntoh PCl5. Jenis AX4E mempunyai satu pasangan electron bebas contoh TeCl4 mempunyai dua kemungkinan, pertama electron bebas nenempati posisi atas atau bawah (aksial). Kerdua, mengambil posisi samping atau ekuatorial berdasarkan ruang yang tersedia maka pasangan electron bebas mengambil posisi samping. Struktur demikian disebut tetrahedral terdistorsi. Jenis AX3E2 (ClF3).
e.       Jika atom pusat mempunyai  enam kelompok pasangan maka ada tiga jenis, yaitu AX6 (SF6) struktur okta hedron, AX5E (IF5) struktur piramid bujur sangkar AX4E2 (Cl4-) ada dua kemungkinan yakni kedua pasangan electron bebas bedekatan atau berhadapan, yang stabil adalah yang berhadapan, sehingga strukturnya bujur sangkar.

C.    KETERBATASAN TEORI VSEPR

Teori VSEPR berhasil meramalkan struktur molekul senyawa kovalen sederhana yang mempunyai atom pusat. Teori ini dapat menjelaskan kenapa sudut – sudut ikatan dalam CH4, NH3, H2O karena distorsi oleh pasangan electron bebas pada H2O lebih besar dari pada NH3. Tetapi teori ini tidak dapat menerangkan molekul yang lebih rumit dan yang mempunyai bilangan koordinasi lebih dari enam, seperti IF7 dan ReF7.





BAB III
KESIMPULAN

Suatu konsep teoritis yang berrguna untuk menerangkan geometri banyak molekul dan ion sederhana adalah model tolakan pasangan electron kulit Valensin (model VSEPR). Dasar model ini adalah pengandaian bahwa pasangan – pasangan dari electron kulit valensi, baik yang bersifat ikatan maupun non ikatan (nonbonding), hendaknya sejauh mungkin satu sama lain, asal masih dimungkinkan secara geometris.











                                                         








BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Pudjaatmaka, Aloysius. Hadyana, 1936, kimia untuk universitas, Semarang; Penerbit Erlangga, hal 1 – 686 . //http.www.Teori VSEPR.google.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar